Kenapa Disebut Lebaran Yatim? Makna dan Harapan di Baliknya
Setiap tanggal 10 Muharram, umat Islam di Indonesia mengenal istilah “Lebaran Yatim.” Meskipun tidak tercantum dalam istilah agama secara formal, sebutan ini hidup di tengah masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan perhatian khusus kepada anak-anak yatim. Tapi, mengapa orang-orang menyebutnya “lebaran”? Apa makna yang tersimpan di baliknya?
Asal Usul Istilah “Lebaran Yatim”

Masyarakat Indonesia sering mengaitkan istilah ‘lebaran’ dengan momen kebahagiaan, pakaian baru, makanan enak, dan saling memberi. Meskipun secara syariat Islam hanya mengenal dua lebaran (Idul Fitri dan Idul Adha), masyarakat menjadikan 10 Muharram sebagai momen untuk berbagi kebahagiaan kepada anak yatim. Mereka pun menyebutnya sebagai “Lebaran Yatim” karena nuansa perayaannya mirip dengan lebaran pada umumnya.
Mengapa 10 Muharram?
Tanggal 10 Muharram, atau juga sebagai Hari Asyura, memiliki keutamaan khusus dalam Islam. Selain itu terdapat anjuran untuk berpuasa, hari ini juga merupakan waktu yang tepat untuk berbuat baik, misalnya adalah menyantuni anak yatim. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:
“Barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan mengangkat derajatnya pada setiap helai rambut yang tersentuh tangannya.” (HR. Abu Hurairah)
Maka tak heran jika umat Islam menjadikan hari ini sebagai momen untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak yatim.
Makna di Balik Lebaran Yatim
Bukan sekadar seremoni atau kegiatan bagi-bagi amplop. Ia adalah simbol kepedulian sosial dan rasa cinta kepada anak-anak yang kehilangan orang tua. Dalam momen ini, kita mengajak diri kita untuk:
-
Menjadi pengganti kasih sayang bagi anak yatim
-
Memberikan perhatian yang tulus, bukan sekadar bantuan materi
-
Menumbuhkan semangat berbagi dalam masyarakat
Harapan dari Momen Ini
Dengan terus memperingati Lebaran Yatim setiap tahun:
-
Sebagai pengingat bagi masyarakat akan pentingnya peran sosial terhadap anak yatim
-
Anak-anak yatim merasa bahwa banyak orang menampingi dan mencintai mereka
-
Terbangun budaya peduli dan empati yang konsisten, bukan musiman
Penutup: Mari Hadir untuk Mereka
Lebaran Yatim adalah waktu yang tepat untuk memperkuat nilai-nilai kasih sayang, empati, dan tanggung jawab sosial. Jangan hanya hadir dengan amplop, tapi juga dengan pelukan, senyuman, dan perhatian yang tulus. Karena bagi mereka, itulah lebaran yang sebenarnya.
Sempurnakan kepedulianmu dengan sedekah! Berbagi untuk yatim bukan hanya amal, tapi bentuk cinta yang Allah cintai.
